Tuesday, December 8, 2009

Hampa, Pilu Pengecap Bahagia

Tuhan ijinkan aku tuk,
Menjadi cahaya saat gelap menghalangi jalannya
Menjadi karang saat ombak menerpa hidupnya
Menjadi air di saat kering jiwanya
Menjadi pelangi saat mendung hatinya
Menjadi kicau burung saat sepi merundung dirinya

Tuhan,
Jikalau aku bukan untuknya
Bantu aku tuk berlapang dada
Bantu aku tuk siap menerima
Tersenyum walau pedih
Asalkan ia bahagia

Bolehkah aku menyayanginya?
Bolehkah aku mencintainya?
Bolehkah aku berharap yang sama?

Aku...
Pilu...
Senang...
Sedih...
Nyaman...
Putus asa...
Bahagia...

Aku cukup bersyukur
Masih mempunyai rasa
Dalam hati ini

Masih kuatkah aku
Menanggung beban hati ini
Cukup beranikah aku
Mengorbankan hati ini

Sejak hari itu
Mata itu selalu sayu
Dan aku belum mampu mengubahnya
Senyuman itu cepat sirna
Gelak lepas itu belum pernah terdengar lagi
Semangatnya tak berkobar berani seperti dulu
Dan aku
Aku belum mampu mengembalikan semua itu
Aku tak mampu gantikan hatinya

Entah bagaimana akhir kisah ini
Biarkan aku menjalani pilihanku
Biarkan ia menjalani pilihannya
Dan waktu akan menuliskan semua